JAKARTA - Dari keberhasilan uji coba pembangkit listrik tenaga angin di Yogyakarta, mendorong pembangunan pembangkit listrik skala komersial. Pembangkit itu akan dibangun di Pandansimo, Yogyakarta. Untuk itu, kini dilakukan pembebasan tanah.
Hal ini telah disampaikan oleh Manajer Proyek Wind Hybrid Power Generation (WhyPGen) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Soeripno Martosapoetro, Rabu (8/5/13), di Jakarta. Proyek yang bertujuan mendorong pemanfaatan energi angin untuk kelistrikan dilaksanakan Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) BPPT bekerja sama dengan Program Pembangunan PBB (UNDP) hingga 2015 mendatang.
Soeripno, yang juga Ketua Masyarakat Energi Angin Indonesia, mengatakan, di daerah pantai sepanjang 8 km dari Samas hingga Pandansimo akan berdiri 34 unit menara setinggi 100 m. Jadi total daya yang dibangkitkan akan mencapai hingga 50 kilowatt. Daya listrik itu nantinya masuk dalam jaringan PLN.
Dia juga menuturkan, pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) oleh UPC Renewable Indonesia yang berpusat di Kanada akan mengandalkan teknologi antara lain dari China dan Amerika Serikat.
Dua tahun terakhir, pertumbuhan industri turbin angin dunia mencapai 200 persen. Peningkatan ini untuk memenuhi kebutuhan pembangunan PLTB yang tahun lalu mencapai 240 gigawatt. Dari jumlah itu, 60 GW dibangkitkan di China. PLTB juga banyak di AS, Spanyol, dan Jerman. Indonesia di urutan ke-119, memiliki 2 megawatt. Dengan adanya PLTB berkapasitas 50 MW, jadi urutan Indonesia akan naik ke posisi 60-70.
”Pemanfaatan energi terbarukani akan terus dikembangkan di Indonesia untuk menekan polusi udara,” kata Kepala Bidang Konversi Energi BPPT Edi Hilmawan,(10/06).Dan diharapkan Penerapan PLTB akan membuka lapangan kerja, termasuk pembuatan dan pengembangan teknologinya. Dengan demikian, PLTB menjadi solusi kompetitif dibandingkan pembangkit listrik konvensional, terutama di daerah yang memiliki sumber daya energi lokal yang berlimpah.