Uruguay - Para ilmuwan telah memodifikasi genetika domba menggunakan protein fluorescent dari ikan Aequarea jelly, yang membuat domba ini bisa menyala dalam gelap. Lahir pada Oktober lalu di Institut Reproduksi Hewan Uruguay, domba ini bisa menyala ketika mereka terkena sinar ultraviolet tertentu, yang mampu memancarkan warna hijau menyala. Selain bersinar dalam gelap, ilmuwan Uruguay juga meyakinkan kepada semua orang bahwa domba-domba unik tersebut berkembang secara normal.
Alejo Menchaca, pimpinan tim peneliti, menyatakan bahwa domba rekayasa genetika ini dapat berkembang seperti domba pada umumnya. Dikatakan juga bahwa, dalam kasus ini, tim peneliti tidak mengubah domba dengan protein fluorescent karena untuk kepentingan medis, tetapi karena mereka ingin "menyempurnakan teknik" menggunakan protein hijau karena warna tersebut "mudah diidentifikasi dalam jaringan domba."
Domba-domba unik tersebut mungkin menjadi domba pertama yang bisa menyala dalam gelap, tapi mereka bukan makhluk hidup pertama yang hidup melalui rekayasa genetika oleh para ilmuwan. Para ilmuwan juga telah memodifikasi secara genetik ikan zebra menggunakan green fluorescent protein yang sama dari ikan Aequorea jelly untuk membuatnya menyala dalam gelap. Ikan zebra mereka ganti nama menjadi "Glofish", dan sejak dimodifikasi secara genetik menggunakan berbagai protein lain, seperti merah, kuning-oranye, biru, dan protein fluorescent ungu.
Namun para peneliti akan terus melakukan penelitian dengan rekayasa genetika tidak hanya pada domba tetapi pada makhluk hidup yang lain seperti kucing, anjing, babi, kalajengking, cacing, monyet, tikus, dan banyak lagi. Tetapi, sebagian besar dari para ilmuwan ini tidak hanya memodifikasi hewan tersebut untuk bersenang-senang. Mereka percaya bahwa penelitian tentang hewan-hewan hasil rekayasa genetika dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami penyakit dan bagaimana penyakit berkembang, bukan hanya untuk hewan, tetapi juga untuk manusia.
Para ilmuwan dari Roslin Institute di University of Edinburgh mengatakan kepada The Guardian bahwa penelitian mereka terhadap kucing yang bisa menyala dalam gelap akan membantu mereka mempelajari HIV / Aids. Para ilmuwan juga menyatakan.
"Kucing rentan terhadap Feline immunodeficiency virus (FIV), kerabat dekat HIV, penyebab AIDS. Penerapan teknologi baru yang disarankan dalam makalah ini (faktor pembatasan antivirus transgenesis di kucing domestik) adalah untuk mengembangkan penggunaan rekayasa genetik kucing untuk studi FIV, dan akan memberikan informasi berharga untuk studi AIDS."