Banyak hal yang bisa kita temukan saat berlibur ke suatu daerah. Entah itu keragaman kuliner ataupun destinasi wisatanya. Untuk menarik lebih banyak wisatawan, beberapa daerah sengaja menciptakan berbagai obyek wisata menarik, yang tak lain adalah buatan manusia. Meskipun buatan alam jauh lebih indah dari buatan manusia, namun beberapa obyek wisata ini tetap bisa menarik perhatian wisatawan dunia. Berikut tujuh destinasi terindah yang diciptakan oleh manusia.
1. Tulou, China
Fujian Tulou merupakan sekumpulan rumah tanah yang dibangun antara abad 12 - 20, yang terletak di daerah pegunungan di tenggara Fujian, China.
Tulou, sebagaimana dilansir amusingplanet, dibangun sebagai pertahanan untuk menghadang para bandit bersenjata yang biasa datang ke wilayah selatan China dari abad ke-12 sampai abad ke-19. Orang-orang dari selatan Fujian kemudian membangun benteng-benteng di atas gunung sebagai pertahanan mereka. Satu per satu benteng didirikan dan akhirnya menjadi Fujian Tulou.
Struktur bagian luarnya dibentengi dengan tanah padat yang dicampur dengan batu, granit, bambu, kayu dan bahan-bahan lain yang tersedia untuk membentuk dinding hingga setebal 1,8 m. Cabang pohon, potongan kayu dan bambu, juga sering diletakkan di dinding sebagai penguat tambahan. Pintu masuk tulou juga disokong oleh pintu kayu setebal 4-5 inci yang diperkuat dengan plat besi di bagian luarnya.
2. 'Kota biru' Maroko
Chefchaouen adalah sebuah kota kecil yang menawan di timur laut Maroko, dekat Laut Mediterania.
Kota yang dihuni sekitar 40.000 jiwa itu menjadi salah satu destinasi yang diburu oleh banyak wisatawan dunia. Terletak di jantung pegunungan Rif, Maroko, Chefchaouen menawarkan keindahan kota kecil dengan latar belakang dramatis pegunungan. Yang semakin dipercantik dengan adanya jajaran rumah berwarna biru pucat.
Permukiman di Chefchaouen dicat biru oleh pengungsi Yahudi yang tinggal di sana pada tahun 1930-an. Keindahan kota yang sering disebut Kota Biru ini pun semakin diperkuat oleh warna rumah-rumah di Madinah yang bercat terang. Suasana santai yang ditunjukkan oleh kota ini juga membuat Chefchaouen nyaman untuk dikunjungi.
3. Kampong Phluk, Kamboja
Merupakan gugusan dari 3 desa yang dibangun di atas dataran banjir dari danau Tonle Sap, sekitar 16 km di sebelah tenggara Siem Reap, Kamboja.
Hutan mangrove yang tergenang itu dikelilingi daerah yang merupakan rumah bagi berbagai satwa liar, termasuk kera, kepiting, dan 3.000 manusia. Rumah-rumah panggung di desa Kompong Phluk dibangun di atas tiang kayu setinggi antara enam sampai delapan meter.
Selama musim kemarau, ketika air danau menyurut, rumah-rumah disini akan tampak menjulang setinggi 6 m. Dan disaat itu pula, kebanyakan penduduk desa memutuskan untuk pindah dari danau dan membangun rumah sementara. Lalu saat musim hujan tiba dan air mulai naik, warga kembali ke rumah permanen mereka di dataran banjir.
4. Hotel Prora, Jerman
Hotel terbesar di dunia dengan 10.000 kamar tidur yang seluruhnya menghadap ke laut, dan dibangun di area seluas lebih dari 3 mil di sepanjang pantai di Pulau Ruegen, Jerman.
Sayangnya, 70 tahun sejak dibangun, tidak ada satu orang pun yang pernah tinggal di sana. Hotel Prora merupakan sebuah kompleks bangunan besar yang dibangun antara tahun 1936 dan 1939 oleh Nazi sebagai bagian dari program Kraft durch Freude (atau secara harfiah berarti Kekuatan melalui Sukacita).
Tujuan program tersebut adalah untuk memberikan kegiatan rekreasi bagi para pekerja Jerman dan menyebarkan propaganda Nazi. Penduduk setempat menamai Hotel Prora dengan sebutan Colossus karena struktur bangunannya yang monumental.
5. Dinding I Love You, Perancis
Dinding yang dipenuhi oleh coretan yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun semua pesan di dinding itu ditulis dalam berbagai bahasa, maknanya tetap lah sama, yaitu aku cinta padamu.
Dinding "I love you" berdiri tepat di tengah taman Abbesses di Montmartre, Paris, dan memiliki luas sekitar 40 meter persegi. Di dinding itu, ungkapan "I love you" telah ditulis lebih dari 1.000 kali dalam lebih dari 300 bahasa yang berbeda.
Frederic Baron dan Claire Kito adalah dua seniman yang berada di balik berdirinya dinding cinta tersebut. Dinding itu juga dianggap sebagai tempat bertemunya para pecinta dan monumen abadi untuk pemujaan cinta yang kekal.
Semua ungkapan cinta yang ditulis dalam berbagai bahasa tersebut dikumpulkan sendiri oleh Frederic Baron dengan mengetuk ratusan pintu kedutaan besar. Ia pun kemudian meminta mereka untuk memberitahu ungkapan I Love You dalam bahasa yang berbeda.
6. LIME, Maladewa
Huvafen Hushi, resor mewah di Maladewa diketahui memiliki spa bawah laut pertama di dunia. Saat ini, spa bawah laut bernama LIME itu diketahui bisa memberikan perawatan Lose It, Tone It, terapi selulit, dan penghilang stres.
Bagi mereka yang tak suka berada di bawah laut, spa ni juga menyediakan ruang perawatan di atas laut. Ruangan spa bawah laut ini dibangun selama 12 bulan dan menggunakan bahan resin agar tak mengganggu ekosistem laut lepas di Maladewa.
Resin yang digunakan sebagai dinding memiliki ketebalan lima inci. Selain ramah lingkungan, resin juga terlihat lebih jelas dan bersih dibandingkan kaca laminating, dilansir ABC News (06/04).
7. Kolam garam suku Inka, Peru
Terletak 40 km sebelah utara dari Cuzco di Peru, di sebuah lembah suci milik suku Inka, terdapat sebuah kota Maras yang terkenal dengan kolam garamnya yang telah digunakan sejak zaman Inka.
Ribuan kolam berbentuk persegi tersebut tersusun rapi di lereng bukit, kurang dari 1 km dari sebelah barat kota Maras. Kolam garam itu dibangun selama peradaban Chanapata antara tahun 200 - 900 M.
Air asin yang muncul dari mata air Qoripujio dekat dengan kepala lembah, kemudian diarahkan ke sebuah jaringan yang sangat rumit dari saluran kecil yang dibangun sehingga air dapat mengalir turun ke beberapa ratus kolam kuno bertingkat.