Spesies Dinosaurus Tertua di Dunia Telah Ditemukan

Ditulis oleh: - -

Temuan baru yang ditemukan oleh para ilmuwan ini merupakan spesies baru dari dinosaurus dengan kepala bertulang tebal. Spesies ini diperkirakan yang tertua di Amerika Utara dan kemungkinan di dunia.




Binatang pemakan tumbuhan ini memiliki tengkorak berbentuk seperti kubah di kepala yang diduga berfungsi untuk menyeruduk dinosaurus lain ketika berkelahi. Dinosaurus jenis ini, atau semacam kadal berkepala tebal, secara ilmiah disebut pachycephalosaurus.

Temuan baru ini diperkirakan berasal dari masa 85 juta tahun yang lalu. Mereka adalah sekelompok aneh dinosaurus herbivora yang memiliki kubah tebal yang dibentuk dari tulang padat dengan tebal lebih dari 10cm di bagian atas tengkorak. 

Para ilmuwan yakin ada banyak dinosaurus kecil lain yang mirip dengan Acrotholus audeti ini yang belum ditemukan. Uniknya, dinosaurus jenis ini hanya seukuran anjing besar dengan berat 40 kilogram, berjalan dengan dua kaki. 
"Kita bisa memprediksi bahwa banyak spesies dinosaurus baru yang kecil seperti Acrotholus sedang menunggu untuk ditemukan oleh para peneliti yang bersedia untuk memilah-milah banyak tulang kecil yang mereka ambil di lapangan," kata Dr Michael Ryan, kurator paleontologi vertebrata.
Dr David Evans dari Royal Ontario Museum dan Universitas Toronto mengatakan temuan ini memberikan banyak informasi baru mengenai proses evolusi dinosaurus kepala tebal ini.
"Hal yang sangat menarik tentang Acrotholus adalah bahwa ini pachycephalosaurus paling tua dari wilayah Amerika Utara, dan ini bisa jadi adalah yang tertua di dunia yang telah ditemukan dari jenis ini. Jadi, Acrotholus menambah pengetahuan kita tentang susunan anatomi grup ini pada masa-masa awal evolusi mereka. Hal ini sangat penting untuk mengerti proses evolusi pachycephalosaurus secara umum," kata Evans.
Relatif sedikit sekali yang diketahui tentang keberagaman jenis dinosaurus kecil dengan berat kurang dari 100 kilogram, karena selama ini mereka tercatat sebagai fosil. Para peneliti dari Universitas Toronto mengatakan bahwa temuan spesies baru ini, yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, mengisi kekosongan dalam bagan pohon keluarga dinosaurus.