Cerita Menyeramkan Dibalik Lagu Anak-Anak

Ditulis oleh: - -

Setiap kali kita mendengarkan lagu anak-anak, pasti kita akan menikmati alunan lagu yang ceria, menghibur dan memberikan semangat. Akan tetapi di balik semua itu, ada beberapa lagu yang penciptaan awalnya terinspirasi dari kejadian-kejadian mengerikan yang tidak akan pernah kita duga akan menjadi populer sebagai lagu anak-anak.

Berikut ini adalah 5 lagu yang misteri penciptaannya terungkap, bahwa lagu-lagu tersebut memiliki cerita yang menyeramkan.

1. She'll Be Coming 'Round the Mountain
She'll be coming 'round the mountain
When she comes
She'll be coming 'round the mountain
When she comes.
Teringat lagu sebuah produk makanan di Indonesia? Aransemen original dari lagu ini berasal dari lagu yang populer pada jaman perbudakan silam yang berjudul "When The Chariot Comes". Kedua lagu ini memiliki struktur lagu, melodi, dan bahkan satu kalimat sama yang sering diulang di dalam lagu, yaitu "when she comes".




Salah satu lirik lagu original, "King Jesus, he'll be driver when she comes", mengartikan bahwa Jesus (atau Nabi Isa AS dalam agama Islam) akan kembali ke bumi dengan mengendarai sebuah kereta kuda. Kata 'she' pada kalimat "when she comes" mewakilkan kereta kuda tersebut. Kapankah Dia kembali ke dunia ini? Ya, Anda benar, Dia akan datang pada hari Kiamat. Lagu ini memang diciptakan untuk menyambut hari di mana semua kehidupan manusia berakhir di dunia.

2. Here We Go 'Round the Mulberry Bush
Here we go 'round the mulberry bush,
The mulberry bush,
The mulberry bush.
Here we go 'round the mulberry bush
So early in the morning.
Lagu yang populer di kalangan anak-anak di Inggris ini pertama diperkenalkan oleh mantan Gubernur Wakefield R.S. Duncan yang menyebutkan lagu itu di dalam bukunya yang berjudul " 'Here we go round the mulberry bush' The House of Correction 1595 / HM Prison Wakefield " yang dirilis pada tahun 1995. 




Dia menemukan lagu ini pertama kali saat mengunjungi penjara Wakefield. Seorang tahanan wanita yang diduga menderita penyakit mental menyanyikan lagu ini sambil membayangkan dirinya sedang bergandengan tangan dengan anak-anaknya.

3. Jimmy Crack Corn
Jimmy crack corn and I don't care,
Jimmy crack corn and I don't care,
Jimmy crack corn and I don't care,
My master's gone away.
Mulanya lagu ini merupakan penggalan lagu dari lagu asli berjudul "Blue Tail Fly" yang pertama ditulis pada tahun 1840. 'Blue tail fly' merupakan lalat penghisap darah yang biasanya mewabah di wilayah pertanian.




Lagu ini menceritakan tentang seorang budak yang tidak bahagia dengan hidupnya. Sehari-hari dia melayani tuannya dan mengikuti sang tuan yang sedang berkuda sambil mengusir lalat-lalat penghisap darah yang beterbangan di sekitar tuannya itu. Namun, seekor lalat menggigit kuda yang dikendarai oleh sang tuan. Kuda itu pun kaget dan melompat yang menyebabkan sang tuan jatuh dan terbunuh.

4. Blow The Man Down
Come all ya young fellers that follow the sea,
With a yo ho! Blow the man down,
Now just pay attention and listen to me, 
Give me some time to blow the man down.


Aboard the Black Baller I first served my time,
With a yo ho! Blow the man down,
But on the Black Baller I wasted my time,
Give me some time to blow the man down.
Lagu yang menceritakan tentang kehidupan pelaut ini memiliki beberapa versi lirik. Salah satunya adalah lirik di atas yang menyebutkan Black Baller, yang merupakan nama sebuah kapal pada abad 19. Kapal ini didesain menjadi sebuah kapal dengan kecepatan tinggi. Selain kecepatannya yang tinggi, kapal ini juga terkenal dengan kelakuan kasar para kru kapal terhadap pelayar yang baru bergabung dengan mereka.




Arti sesungguhnya dari "Blow the man down" sendiri merupakan pukul dia dengan kepalan tanganmu sampai dia jatuh tersungkur. Akan tidak pantas jika anak-anak mengetahui arti dari judul lagu yang sering mereka nyanyikan ini bukan?

5. London Bridge is Falling Down
London Bridge is falling down,
Falling down, falling down.
London Bridge is falling down,
My fair lady.
Lagu di atas mungkin hanya menceritakan tentang jatuhnya jembatan London berulang - ulang karena kesalahan pemilihan bahan untuk membangun sebuah jembatan, atau memang perencana bangunannya saja yang kurang pandai saat membangunnya.




Namun, ternyata ada cerita menyeramkan di balik semua itu. Diduga jembatan London dibangun dengan praktek hukuman immurement. Yaitu hukuman mati di mana seseorang dibiarkan di dalam sebuah bangunan berdinding dan dibiarkan mati kelaparan dan dehidrasi di dalamnya. Hal ini berbeda dengan dikubur hidup-hidup di mana sang korban tewas dalam waktu singkat karena kehabisan oksigen. Tradisi ini dilakukan karena kepercayaan para masyarakat Eropa kuno yang percaya bahwa bangunan akan berdiri lebih kokoh setelah pelaksanaan hukuman mati ini.