Sepertinya gelombang panas yang memanggang AS beberapa waktu lalu ternyata belum mengakhiri penderitaan para petani di sana. Karena, gelombang panas tersebut membuat AS menghadapi musim kering, yang diklaim terburuk sejak tahun 1956.
Badan Atmosfer dan Kelautan AS (NOAA) mengungkapkan bahwa 55 persen dari seluruh daratan AS mengalami musim kering sedang hingga parah. Fenomena ini terdata hingga akhir Juni.
"Hampir 80 persen wilayah AS mengalami kekeringan yang tidak biasa, terutama di wilayah West, Great Plains, dan Midwest," tulis laporan NOAA, (16/07).
"Selama 18 tahun terakhir, ini merupakan kekeringan yang paling jarang terjadi pada lapisan tanah dan tanaman."Menurut pejabat departemen pertanian, 30% lahan jagung di 18 negara bagian telah mengalami gagal panen. Hal yang serupa juga terjadi pada hasil tani lain. Bahkan di beberapa negara bagian mulai sering terjadi kebakaran.
Kekeringan parah ini membuat Departemen Pertanian AS menetapkan 1.000 daerah di 26 negara bagian sebagai wilayah bencana kekeringan. Dengan demikian, kandas sudah klaim NOAA bahwa panas yang melanda AS tahun lalu adalah saat yang terpanas.