Masih ingatkah kamu dengan manusia dari logam cair di film Terminatornya Arnold Schwarzenegger? Sebenarnya tahukah kamu bahwa logam cair seperti itu ternyata ada di dunia ini? Logam tersebut adalah Gallium yang memiliki beberapa sifat mengagumkan.
Apasih yang membuat gallium begitu istimewa? Pertama getas logam memiliki titik leleh hanya 29,76 derajat celcius (85,57 ° F), jadi jika Anda memegangnya di tangan Anda cukup lama, maka logam itu dengan sendirinya akan menjadi cair. Cukup keren kan? Namun ada juga sifat dari logam ini yang sangat keren. Gallium mampu menyerang logam lainnya seperti contoh aluminium. Hanya satu tetes gallium cair mampu melemahkan struktur kaleng Coke ke titik leleh tertentu dan Gallium dapat menembus aluminium dengan sedikit tekanan.
Pada percobaan lain, saat gallium direndam dalam asam sulfat dan larutan dikromat, gallium tampak seperti jantung berdetak, karena sulfat gallium yang meningkatkan tegangan permukaan. Oleh karena itu, gallium juga dijuluki sebagai "jantung berdetak".
Sebenarnya keberadaan galium sudah diperkirakan oleh Dmitri Mendeleev, Penemu dari Tabel Periodik Unsur, pada tahun 1871. Meskipun belum ditemukan, kimiawan Rusia sudah meramalkan dengan akurat beberapa sifat utamanya, seperti kepadatan dan titik leleh rendah.
Akan tetapi, Gallium baru ditemukan oleh ahli kimia Prancis, Paul Emile Lecoq de Boisbaudran yang menemukan elemen langka pada tahun 1875, sambil memeriksa sampel sfalerit. Sejak saat itu, Gallium digunakan dalam temperatur tinggi di aplikasi thermometric, dan dalam penyusunan paduan dengan sifat khusus dari stabilitas dan kemudahan pencairan. Hari ini, galium terutama digunakan dalam industri semikonduktor, dan dapat ditemukan di banyak gadget dan peralatan yang kita gunakan setiap hari.
Namun, bentuk bebas galium tidak ada di alam, tetapi diekstrak sebagai komponen jejak dalam bauksit dan untuk sebagian kecil dari sfalerit. The United States Geological Survey memperkirakan cadangan gallium melebihi 1 juta.
Meskipun sementara ini Gallium logam diyakini tidak beracun, akan tetapi beberapa sumber mengklaim bahwa kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan gangguan kondisi kulit seperti dermatitis.