5 Kota Unik dan Menarik yang Ada Diatas Bukit

Ditulis oleh: - -

Kota bukit atau yang sering disebut desa bukit adalah sebuah pemukiman yang didirikan di atas puncak bukit. Di Eropa pemukiman di puncak bukit merupakan sisa-sisa peradaban di masa Abad Pertengahan, tujuannya adalah untuk menghindari serangan dan menyerang musuh dengan efisien. 

Dengan kondisi jalanan yang luas, tembok dan benteng bangunan yang tersusun dari bebatuan menjadi ciri kota dan desa bukit. Di Abad modern pemukiman di atas bukit tersebut menjadi obyek wisata yang sangat menarik, yang akan membawa para wisatawan bernostalgia ke Abad Pertengahan:

1. Castelluccio, Italia
Merupakan sebuah desa bukit yang terletak di Umbria, tepatnya berada di Puncak Gunung Apennine, Italia tengah. Castelluccio berada di ketinggian 1.452 meter di atas permukaan laut. Castelluccio berada tidak jauh dari sebuah taman nasional popular di Italia, yakni Monti Sibillini National Park.


Desa Castellaccio menyuguhkan keindahan hamparan tanaman berwarna-warni yang mengelilinginya. Bahkan di saat musim semi tiba Castellaccio seakan dikelilingi oleh hamparan karpet warna-warni, tanaman poppies dan rapeseed. Uniknya Castellaccio berdiri di perbukitan karst, artinya sederas apapun hujan dan es, airnya tidak dapat diserap oleh tanah. Untuk itu masyarakat memanfaatkan kekerasan dan kekedapan lapisan karstnya sebagai saluran dan penyimpanan air hujan bawah tanah yang dinamakan ponors. Jika ponors telah dipenuhi oleh air maka akan terbentuk sebuah danau kecil.

2. Calitri, Italia
Calitri merupakan desa yang terletak di Provinsi Avellino, Campania, Italia, saat ini populasi penduduknya mencapai 5.292 jiwa. Calitri merupakan sebuah desa bukit yang terletak di ketinggian 530 meter di atas laut, maka tidak heran jika hawanya sangat sejuk meski di musim panas. 

Calitri

Sebenarnya yang menjadi magnet adalah tempat tertua yang ada di dalam komplek Desa Calitri, Antico Borgo, sebuah kastil peninggalan Abad ke-12. Jalanan, tembok dan tangga yang terbuat dari bebatuan, akan mengingatkan para pengunjung ke Abad Pertengahan tanpa terkecuali.

3. Motovun, Kroasia
Sementara di Kroasia, tepatnya di Istria pusat terdapat desa bukit yang dikenal dengan nama Motovun. Motovun merupakan desa Abad Pertengahan yang ada di kawasan situs kota kuno Kastelijer, yang berada di ketinggian bukit 270 meter di atas permukaan laut. 


Namun secara tradisi peradaban di Motovun dipengaruhi oleh kebudayaan Romawi, sesuatu yang tidak mengherankan karena bangsa Romawi tiba di Motovun sejak Abad ke-1 Masehi. Di Desa Motovun para wisatawan dapat menikmati keindahan hutan dan Sungai Mirna yang terletak di bawah bukit.

4. Èze, Perancis
Eze merupakan desa bukit yang terletak di wilayah Maritim-Alpes, selatan Perancis, lokasinya tidak jauh dari Kota Nice. Pembangunan desa Eze dilakukan oleh pemerintah Kerajaan Monako, dengan tujuan sebagai tempat untuk mengawasi kondisi kawasan pesisir dan laut Mediterania hingga Menton (saat ini merupakan wilayah perbatasan dengan Italia).


Dengan suguhan pemandangan cakrawala samudera Mediterania dan kebun botani kaktus, menjadikan Desa Eze menjadi salah satu situs favorit para wisatawan yang berkunjung ke Perancis. Selain itu Eze pun merupakan “desa museum,” sehingga para wisatawan dapat menyaksikan kehidupan masayarakat pribumi sehari-hari. Karena menjadi tempat wisata maka tak heran banyak berdiri toko-toko suvenir, gelari seni, bahkan hotel yang menjadi favorit para pengantin muda.

5. Calcata, Italia
Calcata merupakan sebuah desa bukit yang terletak di Provinsi Viterbo, wilayah Latium, Italia. Dan jika Anda melakukan perjalanan dengan mobil dari Kota Roma maka jarak yang ditempuh sekitar 47 Km, meskipun cukup jauh namun tidak akan terasa melelahkan dengan suguhan pemandangan lembah Sungai Treja. Pada 1930-an terjadi pengungsian besar-besar yang dilakukan oleh penduduk asli Calcata. Mereka berduyun-duyun pergi menuju kawasan terdekat Calcata Nuova, untuk menghindari bencana longsor dan efek ledakan vulkanik.

Calcata

Setelah lama ditinggalkan baru pada 1960-an Calcata kembali berpenghuni, yakni komunitas hippies dan seniman di era Flower Generation. Keberadaan masyarakat liar yang berada di kompleks pemukiman Abad Pertengahan sangat mengkhawatirkan pemerintah Italia, untuk itulah kemudian dikeluarkan putusan yang mencabut status berbahaya di kawasan Calcata. Dengan dicabutnya larangan berbahaya, maka memudahkan masyarakat pribumi dan lainnya untuk kembali ke Calcata serta membangun kembali desa yang mereka tinggalkan. Bahkan pemandangan Abad Pertengahan yang ada di Calcata terlihat lebih berwarna dan artistik.