Seandainya kamu berkesempatan berkunjung ke Maroko, sebaiknya jangan lewatkan untuk datang ke salah satu kota terbaiknya yaitu Marrakech. Didirikan oleh Abu Bakar bin Umar pada tahun 1062, Marrakech menjadi bagian dari empat kota yang memiliki peran penting dalam sejarah kekaisaran Maroko.
Kota Marakech juga menjadi terbesar keempat di Maroko setelah Casablanca, Fes dan Rabat. Sebenarnya nama Marrakech ini berasal dari kata ‘mur’ dan ‘akush’ yang mengandung arti ‘land of god’ atau tanah para dewa. Nah, berikut ini ada 5 fakta dan keunikan dari Kota Marrakech.
1. Pasar Malam Jemaa el Fna
Kota tua Marrakech di Maroko memiliki satu atraksi yang menghipnotis semua wisatawan yang berkeliaran pada malam hari, yaitu pasar malamnya.
Sebenarnya tak cuma makanan, di pasar malam Marrakech, pengunjung juga bisa menikmati live musik, pameran lukisan serta peramal yang bisa menerawang peruntungan nda. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa menemukan stan pakaian, aksesoris atau cinderamata yang bisa digunakan sebagai souvenir. Menghabiskan waktu di tempat ini akan membuat liburan terasa sangat berbeda.
Setiap malam saat matahari terbenam, puluhan dapur mulai buka untuk mengatur meja kursi di bagian sisi timur Jemaa el Fna. Di bawah awan mengantung asap dari panggangan arang berderak. Penduduk setempat dan pengunjung, sama-sama memasukan array yang luas dari masakan Maroko. Hampir setiap kios memiliki spesialisasi sendiri, dari siput dalam kaldu pedas dan potongan domba yang dimasukan ke dalam sandwich untuk menjadi teman atau menggantikan telur rebus.
2. Masjid Koutoubia
Tahukah kamu salah satu warisan budaya yang ada di kota Marrakech adalah masjid koutoubia. Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Kutubiyya, Jami al Kutubiyah, Masjid Kutubiyyin dan Masjid Booksellers.
Masjid Masjid Koutoubia ini terletak di darat daya kawasan media, samping alun-alun kota Marrakech dan menjadi kebanggaan masyarakat Marrakech. Memiliki menara setinggi 77 meter termasuk puncak menara dan bola, ibarat menara Eiffel di Paris. Menara ini berdiri kokoh di halaman masjid koutoubia.
Masjid ini dibangun tahun 1184 hingga 1199 pada masa pemerintahan khalifah Almohad Yaqub al Mansur. Bangunan serta arsitektur Masjid Koutoubia ini mengilhami bangunan lainnya di Maroko seperti Girlada Of Seville dan Menara Hassan Rabat. Sama seperti bangunan lain yang dibangun pada masa kekhalifahan, Masjid Koutoubia ini juga sangat unik karena menggunakan material tanah dan batu pasir merak. Masjid ini memiliki empat pintu masuk dengan tiga di antaranya menjadi akses ke ruang ibadah.
3. Medina dan Gueliz
Marrakech berbeda dengan kota lain di Maroko adalah sisi kontras yang mewakili dua benua yaitu Afrika dan Eropa. Jika ingin menikmati kehangatan suasana Eropa, seseorang bisa datang ke kawasan Gueliz.
Sedangkan jika ingin merasakan suasana Afrika, bisa datang ke kawasan medina. Nuansa Eropa memang sangat terasa di kawasan Gueliz. Tak hanya arsitektur bangunan, mulai dari toko pakaian, souvenir, semuanya bercita rasa Eropa.
Sementara itu, kawasan Medina justru kental dengan sisi Afrika melalui deretan toko dan pasar tradisional. Dengan warna bangunan yang didominasi warna cokelat bata, kawasan medina bagaikan kota dalam film kartun Aladin. Seperti dilansir wikitravel, Medina sangat tepat bagi pengunjung untuk menghabiskan waktu siang. Di Medina, pengunjung bisa datang ke museum islam dan dar si said museum.
4. Riad Rumah Khas Maroko
Pada saat menghabiskan waktu liburan di Marrakech atau Maroko, ada baiknya seseorang tidak menginap di hotel-hotel konvensional pada umumnya tapi di bangunan yang dinamakan Riad.
Ya Riad adalah rumah atau istana tradisional Maroko yang di dalamnya dilengkapi halaman serta interior taman. Kata riad berasal dari bahasa arab yang berarti taman spesial. Riad juga dianggap sebagai rumah desain umat islam karena di dalamnya para wanita memiliki privasi untuk kegiatan berkebun dan taman.
Sebenarnya Riad tak sekedar bentuk bangunan. Ada filosofi dari bentuk bangunan rumah tradisional Maroko tersebut. Dengan bentuk yang sederhana, riad memungkinkan sebuah keluarga memiliki privasi dan perlindungan terhadap cuaca. Banyaknya jendela serta taman di tengah rumah, menjadi sirkulasi udara sekaligus pendingin alami. Konsep ini telah berhasil dan berlangsung selama ribuan tahun.
5. Pegunungan Atlas
Meskipun terletak di benua Afrika, namun bukan berarti Maroko tak punya kesempatan untuk memiliki salju. Hamparan putih saju di puncak Pengunungan Oukaimeden yang dikenal dengan sebutan Pegunungan Atlas, menjadi pemandangan unik dan menarik karena berada di daratan Maroko yang didominasi padang pasir gersang.
Jarak Marrakech dengan ibukota Rabat adalah 400 Kilometer, dapat ditempuh dalam waktu empat jam melalui perjalanan darat. Namun untuk mencapai puncak Pegunungan Atlas, pengunjung harus menempuh satu setengah jam lagi dari pusat kota Marrakech.
Perjalanan dari Marrakech ke pegunungan atlas akan memberikan pengalaman berbeda. Sisi kiri kanan ruas jalan yang berkelok-kelok didominasi oleh jurang terjal.
Pada saat telah memasuki dataran pegunungan, pengunjung akan dimanjakan oleh pemandangan indah berupa butiran salju yang menempel pada dahan dan ranting pepohonan. Udara panas yang sempat ditemui di bukit-bukit sebelumnya saat perjalanan, berubah menjadi segar. Untuk memudahkan pengunjung mencapai puncak gunung, pemerintah Maroko menyediakan kereta gantung dengan tiket 25 dirham.